Abstrak
Dalam mengulas sebuah anime, penulis akan mengulasnya dari aspek visual (grafis dan animasi), audio (OP-ED, seiyuu dan voice acting, background music), penokohan (bagaimana para tokohnya ditulis dan diceritakan), dan plot (ceritanya, ditambah dengan bagaimana tiga aspek sebelumnya memberikan pengalaman menonton yang utuh. Nah, dari empat hal tersebut akan dinilai secara keseluruhan akan jatuh di kategori mana. Penulis memiliki enam kategori, dari terbaik ke terburuk: (1) wajib, (2) sangat direkomendasikan, (3) direkomendasikan, (4) cukup direkomendasikan, (5) resiko ditanggung sendiri (tidak direkomendasikan). Selain itu akan ada tambahan/catatan/pengecualian tertentu agar pembaca semakin memiliki informasi mengenai anime yang diulas. Bakuman sendiri jatuh di kategori WAJIB, dengan catatan: (1) tidak masalah dengan grafis lawas (2010-an) dibandingkan tahun ini, (2) memang penggemar SoL/sudah terbiasa, (3) ingin mengetahui sedikit dunia mangaka. Nilai plus lain, ini anime udah tamat di S3nya alias tidak menggantung.
1.1 LATAR BELAKANG
“Jangan kaget opening eps 1 nya, kalian tidak salah download anime ”
Menjadi seorang wibu atau sekadar penikmat animu membuat kita kerap membaca manga atau nonton animu lalu kagum dengan gambarnya, bahkan ceritanya. Tak jarang mungkin ada yang berimajinasi untuk bisa seperti itu juga, menuangkan ide cerita khayalan ke dalam manga/anime impian.
Sayangnya, seringkali kita skill issue tidak jago gambar dan tidak ada koneksi langsung ke sana, jadi hanya menatap awan dan berangan.
Yah, untuk hal itu personal sebenarnya. Jika ada yang bercita-cita ke sana, semangat. Tapi, baik untuk ada yang atau tidak, ada baiknya kita mengintip sebuah judul anime terkait dunia mangaka, Bakuman.
Bakuman adalah sebuah karya legendaris dalam dunia animasi. Mengikuti perjalanan Moritaka Mashiro, seorang remaja SMA yang memiliki impian menjadi seorang mangaka. Premisnya mungkin sederhana, tapi jangan terkecoh, karena dibalik itu alurnya disajikan dengan mantap dan terdapat liku-liku perjuangan MC kita dan temannya—tidak lupa bumbu anak esema (SMA) seperti romansa dan semacamnya di samping plot utama ingin jadi mangaka.
1.2 PREMIS ANIME
Dari awal, kita diperkenalkan pada karakter utama, Moritaka Mashiro, yang memiliki kecenderungan terhadap seni menggambar manga. Tetapi, seperti kebanyakan impian besar, takdir berkata lain. Namun, segalanya berubah ketika teman sekelasnya, Akito Takagi, melihat bakat Mashiro dan mengusulkan kolaborasi dalam mencapai kesuksesan sebagai mangaka. Dengan cita-cita yang jelas di depan mata, mereka memulai perjalanan yang penuh dengan rintangan.
Dari sini mungkin kalian yang belum nonton sudah bisa bayangkan scenenya, mungkin yang da di pikiran kalian ada MC yang ‘OP’ aka berbakat, lalu ada temen sekelas yang melihat bakatnya secara tidak sengaja, lalu cerita dimulai. Di bagian ‘OP’ mungkin tidak sepenuhnya salah. Mereka ada bakat, jadi tidak mulai dari 0 banget la ya, relatif lebih maju startnya.
MCnya berbakat? Apakah akan boring? wet slow… Mashiro dan Takagi hanyalah Anak SMA yang belum mengetahui kerasnya dunia kerja Mangaka. Tentu saja banyak rintangan yang akan mereka lalui agar cita-cita mereka dapat terwujud. Jadi, kita coba fokuskan pembahasan di season 1 dulu deh.
Sebelum masuk ke inti pembahasan, perlu diketahui bahwa anime ini memiliki tiga musim dengan total 75 episode, cukup memuaskan untuk ditonton maraton. Dengan genre yang mencakup Shounen, Drama, Comedy, dan Romance, Bakuman layak dianggap sebagai sebuah mahakarya dalam dunia animasi relatif terhadap animu di kelasnya. Yang akan dijadikan acuan ulasan adalah S1nya, ya.
2.1 VISUAL
Meskipun dirilis pada tahun 2010, visual dalam Bakuman masih mampu bersaing dengan animu dekade ini, lebih dari 10 tahun sejak jamannya. Tidak banyak ada frame low quality seperti gambar (2) di bawah. Karakter-karakternya hadir dalam art style bergaya unik untuk zamannya—mungkin akan lebih unik lagi di zaman ini relatif terhadap anime zaman sekarang. Meskipun bisa dibilang terlihat kuno, tetap dapat dinikmati di tahun 2024. Ah, apalagi jika kalian seperti rekan penulis, penggemar anime gundam seperti Universal Century / Cosmic Era karena kemungkinan besar kalian tidak ada masalah sedikit pun dengan visual ‘kuno’ anime ini.
(1) Sampel grafisnya
(2) Frame agak low quality
2.2 AUDIO
Banyak hal bisa dinilai dari audio, dan kita akan coba ulas sebanyaknya. Dimulai dari lagu pembuka anime ini, “Shiawase wa itsumo mienai Color Kanjiteiru Your Love” (S1 OP). Opening dengan vibes santai dan tenang dengan nuansa romansa-cinta anak muda—yang tidak bisa kalian miliki. Secara subjektif, OP ini catchy seraya membuat hati terasa riang setiap kali didengar, tapi iri juga jika dilihat. Sedangkan EDnya (S2 ED) sendiri juga memiliki vibes yang santai dan tenang dan cukup mampu memberikan konklusi penjeda ke episode berikutnya, alias mampu untuk tetap mengiringi perjalanan animasi dengan baik. Secara subjektif, EDnya ini cukup unik dan enak pas di pertengahan versi full-nya karena ngerap dikit.
[1] OP ini anime
[2] ED ini anime
OP-ED memang cukup subjektif, jadi kita lombat ke Seiyuu. Salah satu bagian krusial dalam sebuah anime tentunya adalah seiyuunya. Tokoh-tokoh penting dari ini anime dibawakan oleh seiyuu terkenal, seperti Atsushi Abe (Perain lain: Yuuki ; Princess Connect Re:Dive) , Saori Hayami (Perain lain: Yukinoshita Yukino AKA Yukinon ; Oregairu ) dan Satoshi Hino (Perain lain: Kyoujuuro Rengoku ; Kimetsu no Yaiba), dari deretan seiyuu seiyuu tersebut, akting suara yang dibawakan tidak usah ditanyakan karena benar-benar standar tinggi dunia per-seiyuu-an Jepang.
BGM Bakuman itu standar anime-anime musiman dan di jamannya. Standar itu bagaimana? sederhananya, kalian tidak menganggapnya ada setiap waktu. Kalian tau itu ada, tapi cuma “oh”. Tidak memuji atau menghina. Dengan kata lain standar, dan sudah cukup mendukung jalannya anime ini. Ada catatan unik dari penulis, pada momen-momen penting, BGM di anime ini terasa lebih bagus—itu poin menonjolnya. Oleh sebab itu, Bakuman menjanjikan pengalaman yang tenang dan nyaman. Tapi diingatkan, jangan disandingkan dengan sekelas Sousou no Frieren di tahun ini, apalagi movie karya Makoto Shinkai, beda kelas itu ya. Intinya, BGMnya standar-standar saja.
2.3 PENOKOHAN
(3) Mashiro & Takagi, emci kita
Sebagaimana sebuah shonen kebanyakan, penokohan dan pengembangan karakternya benar-benar sangat banyak pada Mashiro dan Takagi, karakter utama yang hadir dengan keunikan masing-masing. Perkembangan karakter mereka dari masa SMA hingga dewasa sangat memuaskan. Untuk tokoh-tokoh sampingan seperti Niizuma, Azuki, Fukuda dan pendukung lain perkembangannya hanya cukup disorot, dan overall memang fokus pada dua emci kita.
Emci-emci kita ini tidak hanya menghadapi rintangan dalam mencapai impian mereka, tetapi juga harus menangani tekanan dari janji-janji masa lalu. Dengan setiap tantangan yang mereka hadapi, Mashiro dan Takagi tumbuh menjadi karakter yang lebih kuat dan matang. Perjalanan mereka dari masa SMA hingga dewasa tidak hanya memperkaya cerita anime ini dengan konflik dan drama yang mendalam, tetapi juga memberikan pesan yang mendalam tentang keberanian, persahabatan, dan keteguhan hati dalam mengejar impian. Dengan demikian, perkembangan karakter mereka tidak hanya memuaskan bagi penonton, tetapi juga memberikan inspirasi dan motivasi untuk mengejar impian kita sendiri.
2.4 TIGA HAL TADI + PLOT
Kita sampai di sini. Bagaimanakah audio dan visual sebelumnya, dan penokohan karakternya bisa di-combo dengan premis yang ada dan menghadirkan cerita yang menarik? Ini dia:
Anime ini menawarkan tipikal plot/trope shounen, dimana MC harus melewati berbagai rintangan untuk mencapai impian mereka. Mashiro didampingi Takagi, terus dan terus belajar untuk membuat manga yang akhirnya nanti akan dapat dipublikasikan dan menjadi serialisasi manga, dengan harapan mendapatkan adaptasi anime.
(4) Ketika emci sadar diri, tapi tidak menyerah, dan sukses. Dengan odds 0.0001%nya. Berhasil? Gagal? temukan jawabannya hanya di animenya.
Nah dari situ pun sudah kebayang bukan. Beneran tipikal shounen, relatif tidak jauh beda seperti mengatakan bagaimana rintangan Naruto dalam berjuang untuk menjadi Hokage; atau rintangan yang dihadapi Luffy. Kita tau kalau mereka pada akhirnya akan menang atas musuh-musuhnya di akhir, tapi tetap lanjut marathon. Kenapa? Karena kemampuan jenius penulisnya, berhasil membuat kita hanyut dalam ceritanya. Cerita tipikal shonen—apalagi kuno, jauh lebih baik daripada tipikal cerita isekai, menurut penulis.
Disamping plot utama mencapai cita-citanya, ada bumbu-bumbu drama antar-karakter dan rivalitas, Bakuman mampu membuat penonton terpaku layaknya maraton Monogatari Series. Ah satu lagi, bagi kalian yang tidak suka cerita yang menggantung, tenang saja karena Anime Bakuman (S1-S3) dinyatakan tamat dan tidak ada yang menggantung dari segi keseluruhan cerita. Semua diceritakan dengan baik dan cukup detail mengingat ini adalah anime bertemakan Mangaka. Pastinya akan ada alur kerja bagaimana seorang mangaka mengerjakan tugasnya hingga diberikan ke publisher dan dipublikasikan.
3.1 KESIMPULAN
(5) Ruang kerja mangaka
Terlepas dari grafis yang mungkin terasa kuno, cerita dan pengembangan karakternya membuatnya layak disebut sebagai karya masterpiece di kelasnya. Bagi penggemar anime yang ingin merasakan atmosfer dunia mangaka, atau sekadar mencari hiburan dengan komedi dan drama, Bakuman adalah pilihan yang tepat dan wajib untuk ditonton jika mampu dan mau. Keputusan jatuh pada kategori,
WAJIB
dengan catatan,
(1) tidak masalah dengan grafis kuno (2010-an) dibandingkan tahun ini,
(2) memang penggemar SoL/sudah terbiasa, karena sebagus apapun sebuah animu kalau memang bukan genre yang kita minati akan terasa biasa saja,
(3) ingin mengetahui sedikit dunia mangaka.
(4) Nilai plus lain, ini anime udah tamat di S3nya alias tidak menggantung.
–Equinox ft. LXR