‘Abstrak’
Dalam mengulas sebuah anime, penulis akan mengulasnya dari aspek visual (grafis dan animasi), audio, plot, dan penokohan. Nah, dari empat hal tersebut akan dinilai secara keseluruhan akan jatuh di kategori mana. Penulis memiliki enam kategori, dari terbaik ke terburuk: (1) Sangat direkomendasikan; (2) Bagus banget; (3) Bagus; (4) Ok (cukup/standar); (5) Waduh, bebas rapi. Selain itu akan ada tambahan/catatan/pengecualian tertentu terkait preferensi tiap orang, misal… meski anime A adalah romance dan sangat bagus di kategori romance, tapi sebagus apapun, mereka yang tidak memiliki preferensi romance mungkin tidak relate/tertarik/suka. Blue Period jatuh di kategori BAGUS, dengan catatan: (1) memiliki preferensi anime SoL, atau suka cerita yang filosofis (2) terbiasa pace lambat. Bisa jadi membosankan buat yang kesabarannya tipis, (3) ceritanya lumayan berat, disampaikan lewat dialog/monolognya. Jadi kudu fokus untuk benar-benar mendapatkan daya tawar ini anime.
I. PENDAHULUAN
Sampul Vol. 1 manganya, menampilkan MC kita, Yatora Yaguchi.
Anime Blue Period adalah sebuah karya unik dalam genre slice of life. Ini diangkat dari manga yang dibuat oleh Tsubasa Yamaguchi. Blue Period menggambarkan perjalanan batin Yatora Yaguchi, seorang siswa SMA yang terlihat sudah tau mau apa untuk masa depannya, yang tiba-tiba kena twist. Dari keluarga yang bukan orang kaya, sehingga ia giat belajar, nilainya bagus, kemampuan akademisnya TOP. Hingga tiba-tiba ia ia menemukan gairahnya yang baru di dunia seni rupa, kemudian banting stir.
II. ISI
2.1 Visual dan Animasi:
Trailer Blue Period. Monggo ditonton untuk lihat langsung visual dan audionya.
Dari sisi visual, Blue Period berhasil menghidupkan dunia seni rupa di layar dengan gaya animasi yang bagus. Setiap adegan melukis di anime ini terasa personal, seolah kita sendiri bisa merasakan gesekan kuas di atas kanvas. Penggunaan warna menjadi elemen penting dalam menyampaikan suasana hati para karakter, terutama Yatora. Penggambaran warna biru yang melambangkan perasaan tertekan dan putus asa menjadi motif berulang yang menguatkan narasi. Sinematografi anime ini berfokus pada ekspresi visual dari seni itu sendiri, yang menjadikannya bukan sekadar latar cerita, tetapi bagian integral dari pengalaman emosional penonton.
Tapi sebuah catatan, meski ini anime temanya seni… penulis pribadi tidak memahami bagaiaman orang yang menekuni bidang seni rupa menilai visual dan grafis anime ini. Jadi tidak ada niatan untuk membahasnya dari sudut pandang bidang ilmu seni itu. Sekadar dibahas dari sudut pandang rakyat biasa. Terima kasih.
2.2 Audio dan Musik:
Musiknya jos, sudah cukup untuk menghidupkan suasana di anime ini. Tapi memang bukan mewah banget. Secara umum tidak jelek, tapi tidak menakjubkan juga. Tapi tetap ada momen-momen di mana musik bak jembatan antara perasaan Yatora pada kita. Setiap komposisi latar memberikan atmosfer yang pas, mulai dari ketenangan saat merenung hingga intensitas saat Yatora menghadapi tantangan besar.
2.3 Penokohan/Pengkarakteran:
Karakter dalam Blue Period terasa sangat manusiawi dan memiliki kedalaman emosional yang nyata, oleh sebab itu bisa dibilang bahkan… membosankan, karena gak jauh beda sama orang-orang di sekitar kita. Fokus karakter hanya beberapa orang, jadi developmentnya benar-benar baik, tapi karena pacenya lambat bisa jadi kita bosan duluan. Kita pun sepertinya bisa relate dengan MC kita, tidak seperti MC generik kebanyakan anime yang berupa otaku, penyendiri, dan sejenisnya… Yatora ni gak jauh beda dengan kita. Punya circle, sering nongski, mikirin nilai, dan sejenisnya.
Yatora Yaguchi, sebagai protagonis, berkembang dari seorang siswa yang merasa terjebak dalam rutinitas sehari-hari menjadi individu yang fokus akademis, tapi mulai memahami arti dari ekspresi diri melalui seni. Pertumbuhan karakternya tidak hanya dibangun dari kesuksesan, tetapi juga dari kegagalan dan ketidakpastian yang dihadapi sepanjang perjalanannya. Karakter-karakter pendukung, seperti Yotasuke dan Ryuji, juga menambah dinamika yang kuat dalam cerita dengan development yang baik juga, masing-masing dengan perjuangan dan visi mereka sendiri dalam dunia seni.
2.4 Alur Cerita:
Alur cerita Blue Period dibangun dengan sangat hati-hati, alias pace lambat. Dimulai dari bagaimana Yatora yang dilabeli jenius dalam bidang akademik, mulai merasakan ketertarikannya pada seni dan secara bertahap mengeksplorasi dunia tersebut. Dalam perjalanan artistiknya, Yatora menghadapi berbagai konflik, baik dari dalam dirinya sendiri maupun dari orang-orang di sekitarnya. Alur yang ditawarkan memang relatif berat dibandingkan anime Slice of Life biasa. Dimulai dari Yatora yang dipertanyakan hal semacam, “mau jadi apa kamu dengan belajar seni? Mending PNS/semacamnya”. Atau yang paling sederhana, Yatora tu tidak jauh beda dengan kita-kita yang bingung akan masa depannya mau kemana, setidaknya di aspek ini mungkin pada relate.
Selain tekanan sosial klasik tadi, anime ini mengajak kita untuk melihat dilema yang sering dialami oleh para seniman—dan para jenius lain, yaitu dikotomi antara bakat dan kerja keras. Jika kita melihat gambaran/lukisan bagus, atau melihat orang yang nilai akademisnya bagus, mungkin kita akan memuji mereka berbakat/cerdas/jenius. Tapi yang sering orang biasa seperti kita tidak sadari betapa kerja keras yang mereka taruh di sana. Tapi, apakah itu betul karena dia berbakat atau bekerja keras, atau hal yang lain?
Ya, itu tadi sekilas tentang premis dan plot dari anime ini. Kita diajak untuk mengikuti perjalanan Yatora dengan berbagai dilema, dengan berbagai dialog dan monolog penuh realisme kehidupan.
PENUTUP
Kesimpulan
Blue Period adalah anime yang sangat inspiratif dan introspektif. Dengan visual yang bagus, karakter yang bisa aja tapi sebenarnya kompleks, dengan cerita yang simpel tapi mendalam membuat anime ini layak menjadi tontonan bagi siapa pun yang pernah merasakan pencarian makna hidup. Menanyakan pada kita, kita ini ngapain sih? mau jadi apa? apakah segala pencapaian kita atau orang lain, karena kerja keras… atau malah berkah sebuah bakat?
Memang anime ini membosankan untuk beberapa orang, bahkan mungkin bagus hanya untuk sebagian kecil populasi. Tapi disinilah daya tarik anime ini. Ceritanya mencoba mengingatkan bahwa setiap orang memiliki potensi untuk menemukan jalan hidup mereka sendiri, tetapi jalan tersebut tidak akan selalu jelas atau mudah. Dengan keberanian untuk melangkah keluar dari zona nyaman, kita bisa menemukan jati diri yang sebenarnya… tapi itu adalah area yang belum dijelajahi. Bersiaplah untuk gagal dalam pencarian kesuksesan, dan lakukan penuh dedikasi dan kebijaksanaan.