Berita kurang sedap kembali tersiar dari pro scene Esports Mobile Legends. Kali ini dilakukan oleh Midlaner Evos, Muhammad ‘Depezett’ Shihab. Depezett terbukti melakukan pelecehan seksual, tidak hanya sekali namun berulang kali.
Kronologi kejadian
28 Januari lalu Depezett sudah tersandung masalah yang sama. Korban pelecehan seksual yang dilakukan Depezett speak up tentang apa yang dialaminya. Korban adalah seorang SONIC (Fans Onic), tetapi korban menyukai gameplay yang dibawakan oleh Depezett. Awalnya korban hanya DM memberi semangat kepada Depezett, tetapi beliau bukan sembarang beliau, Depezett mengajak korban untuk menginap di apartemennya. Kasus ini merebak dan membuat Depezett diberi peringatan oleh management Evos.
Ternyata korban Depezett bukan hanya 1. Korban-koban lain mulai berani untuk speak up juga. Inilah yang terjadi sekarang.
Pernyataan pihak terkait
Semua lembaga terlibat, dari Tim Evos, MPL, sampai PBESI mengecam tindakan tidak terpuji yang dilakukan oleh Depezett. menanggapi hal ini, Evos memutus kontrak Depezett. MPL Indonesia mem-blacklist pemain ini, dan PBESI …. menyayangkan tindakan ini.
Pengurus Besar Esports Indonesia (PB ESI) menegaskan komitmennya untuk menciptakan ekosistem yang aman, inklusif, dan bebas dari kekerasan serta pelecehan, termasuk pelecehan seksual fisik maupun verbal. Kami menyesalkan adanya kejadian pelecehan yang melibatkan pro player terhadap gamer perempuan, dan menegaskan bahwa tindakan tersebut tidak dapat ditoleransi. Kami mengapresiasi langkah tegas yang diambil oleh berbagai pihak dalam menangani kasus ini, serta mendukung upaya kolektif untuk menjaga integritas dan keamanan komunitas esports.
PB ESI mengajak seluruh pihak yang terlibat di ekosistem esports untuk bersama-sama membangun budaya yang lebih sehat, profesional, dan penuh rasa hormat. Kami juga mendorong siapa pun yang mengalami atau menyaksikan tindakan tidak pantas, termasuk pelecehan secara verbal, untuk berani bersuara dan melaporkan kejadian tersebut. Keamanan, kenyamanan, dan martabat setiap individu dalam ekosistem esports harus menjadi prioritas utama kita bersama.
Tulis PBESI dalam postingan Instagramnya.
Hal senada juga ditulis MPL ID dan Evos Esports
MPL Indonesia menghormati keputusan yang dibuat oleh manajemen Evos Esports untuk menonaktifkan “Depezett” setelah perilakunya yang tidak profesional. Mengikuti aturan liga, kami akan memberikan penalti kepada pihak terkait atas pelanggaran ini.
Di MPL Indonesia, kami berkomitmen untuk mengasah para gamer profesional dan membangun komunitas yang sehat. Kami tidak mentolerir nilai-nilai yang kami perjuangkan.
Penutup
Kasus ini kembali mengingatkan kita akan pentingnya boundary antara fans dan idola. Sebagai fans, jangan mau dimanfaatkan oleh idola kalian. Jika kamu merupakan sosok idola, ingatlah bahwa fans kalian bukan ‘objek’ kalian.