Musim gugur sudah menuntaskan masanya dalam menemani kita dengan anime-anime terbaiknya. Beberapa judul yang tayang di musim tersebut banyak mencuri perhatian. Salah satunya bisa kita dapatkan dari anime Kage no Jitsuryokusha ni Naritakute 2nd Season.
Kage no Jitsuryokusha ni Naritakute atau bisa disebut The Eminence in Shadow dalam bahasa Inggrisnya merupakan novel karangan Aizawa Daisuke yang digambar oleh Touzai. Adaptasi animenya tayang sejak 2022, musim pertama dengan 2 cour sampai awal tahun 2023, musim kedua dengan 12 episode di akhir tahun 2023. Studio Nexus menjadi penanggung jawab atas hasil produksi yang bisa kita lihat melalui mata kepala kita sendiri.
Kisah dalam anime ini sebenarnya cukup simpel. Ada seorang pemuda yang mendambakan dirinya sebagai karakter keren yang disebutnya sebagai Shadow. Karena kegilaannya, ia sampai ditabrak truk dan terlahir kembali di isekai. Alih-alih tobat, dirinya makin menjadi sampai-sampai terlibat skandal besar di tengah permainan jati dirinya.
Nama anime ini yang biasa disingkat Kagejitsu sudah membahana karena kelakuan karakter utama yang bernama Cid Kagenou. Di akhir penayangan musim keduanya, Kagejitsu juga dipastikan akan mendapat sekuel dalam bentuk movie. Seberapa luar biasa efek dari “I am Atomic” Season 2? Yuk, kita simak ulasannya berikut ini.
Lebih Banyak Monolog, Jauh Lebih Baik
Musim kedua mempunyai jumlah episode yang lebih sedikit dari musim pertama. Meski demikian, itu tidak membuat musim kedua lebih jelek dalam penyampaian cerita. Malahan yang terjadi adalah musim kedua bisa menyampaikan maksud cerita lebih baik.
Kalau musim pertama kita ditampilkan hanya aksi dan otot saja, akhirnya di musim kedua kita diperdengarkan suara hati Cid. Dalam manganya yang sudah saya baca sebelumnya, memang ada banyak monolog Cid yang membantu untuk pembaca mengerti cerita. Di musim pertama kita tidak mendapat jatah seperti itu. Barulah di musim kedua diungkap beberapa fakta yang seharusnya sudah dijelaskan di musim pertama, tetapi baru ada di musim kedua.
Beberapa contoh monolog yang membantu adalah pandangan Cid terhadap Rose Oriana yang dirinya ternyata masih belum tahu alasan Rose membunuh ayahnya sendiri. Kita baru mengetahui hal itu ketika musim kedua sudah mendekati garis akhir, tepatnya di arc Oriana Kingdom. Dengan mengetahui isi hati Cid, makin kocaklah perbuatan MC paling keren sejagat ini. Orang yang hanya menonton anime saja akhirnya bisa lebih dibuat mengerti dengan jalan isi cerita yang ternyata adalah imajinasi anak chuunibyo saja.
Masih Kekeh Jualan Fan Service
Satu hal yang boleh dibilang tidak berubah dari musim pertamanya adalah perihal fan service. Sutradaranya memang hobi menunjukkan scene yang sebenarnya tidak perlu. Dosisnya masih sama, terlalu over. Penonton terlalu sering dimanjakan dengan adegan karakter perempuan ganti baju, soal pakaian dalam, atau mungkin sampai tidak pakai baju.
Bahkan ada satu episode filler yang isinya cuma fan service. Episode filler ini malahan jadi satu bagian orisinal yang hanya ada dalam animenya, tidak ada dalam novel maupun manga. Setidaknya episode ini menebus jam tayang bagi karakter yang kurang tampil di musim ini (sekalian ngegaji seiyuunya buat episode ini).
Karena jualan fan service kuat, maka adegan panas seperti Doem dengan ibu dari Rose juga bisa disajikan maksimal. Durasinya pas, penonton paham, dan ditegasi sedikit lagi, jadilah sup panas yang bisa disajikan saat cuaca dingin.
Baca juga: [Review] Nanatsu no Maken ga Shihai Suru
Punchline dan Animasi Bombastis
Yang membuat anime ini sempat viral adalah adegan “I am Atomic” yang terjadi setidaknya dua kali di musim pertama. “I am Atomic” kembali hadir di musim kedua bagian arc paling awal, dan itu sukses membuat anime ini naik ke permukaan dengan cepat.
Animasi pertarungan juga dibuat apik sebanding dengan momen klimaks di musim pertama yang memukau. Tiap arc punya durasi sekitar 3 episode untuk ditamatkan. Memang ini agak pendek, tetapi cukup untuk menampilkan cerita dan animasi pertarungan yang memukau.
Musim kedua juga menjadi saksi identitas dan quote baru yang lahir di periode ini. Arc John Smith yang berada di pertengahan berhasil membuat kata-kata viral yang tidak kalah dengan “I am Atomic”. “Super Elite Agent”, mendengarnya saja membuat bulu kuduk merinding dan sumsum tulang bergetar.
Terdapat pula beberapa punchline seperti quote contekan di arc Lawless City, tetapi itu terlalu sering diulang sehingga beberapa penonton ada yang jenuh mendengarnya. Satu hal yang mungkin disayangkan dari adaptasi kali ini adalah ending di episode akhir yang serasa ada yang kurang karena pertarungannya terlalu mudah dibanding klimaks musim pertama.
Verdict: Super Elite Agent/10
Sekali lagi Kagejitsu membuktikan kalau masalah viral merekalah spesialisnya. Saya hampir tidak pernah alpa kurang dari 24 jam untuk update nonton episode terbarunya. Sekuel dalam bentuk movie tentunya sangat layak dinantikan mengingat konsistensi dua musim yang terjaga dengan baik.
Satu pesan saya sebelum menutup review ini: Jangan mencontoh adegan dari film ini di rumah. Tidak akan ada kumpulan gadis membentuk kelompok dengan perbuatan edgy-mu. Ini hanyalah fiksi.