‘Abstrak’
Dalam mengulas sebuah anime, penulis akan mengulasnya dari aspek visual (grafis dan animasi), audio, plot, dan penokohan. Nah, dari empat hal tersebut akan dinilai secara keseluruhan akan jatuh di kategori mana. Penulis memiliki enam kategori, dari terbaik ke terburuk: (1) Sangat direkomendasikan; (2) Bagus banget; (3) Bagus; (4) Ok (cukup/standar); (5) Waduh, bebas rapi. Selain itu akan ada tambahan/catatan/pengecualian tertentu terkait preferensi tiap orang, misal… meski anime A adalah romance dan sangat bagus di kategori romance, tapi sebagus apapun, mereka yang tidak memiliki preferensi romance mungkin tidak relate/tertarik/suka. “Parrarel World Pharmacy jatuh di kategori ‘Ok.’ Dengan catatan: (1) belum bosan sama tema generik isekai dan sejenisnya.
Gambaran Umum
Winter 2025 ini cukup banyak ada anime isekai. Tapi, kali ini kita coba bahas salah satu anime isekai yang pernah tayang beberapa musim lalu. Yakni Pararel World Pharmacy.
Anime “Parallel World Pharmacy” membawa kita ke isekai yang tidak jauh beda dengan isekai umumnya, mirip seperti Eropa abad pertengahan. Uniknya anime ini, daripada membawa trope generik MC budak korporat salary man atau otaku akut, yang ke isekai kali ini adalah seorang ilmuan di bidang sejenis kedokteran/kesehatan. Jadinya, kisah ilmu medis kuno dan magic ala isekai, diselingi dengan pendekatan ilmiah yang menarik. MC kita, Falma menggunakan pengetahuan farmasinya untuk menciptakan inovasi, menyelamatkan nyawa, dan menghadapi tantangan dari keyakinan mistis yang sudah lama dianut di dunia isekai itu.
Visual dan Animasi: Menyegarkan dengan Detail Dunia Fantasi
Secara visual, “Parallel World Pharmacy” memberikan suguhan yang sederhana. Desain karakter yang sederhana didukung dengan latar belakang dunia fantasi yang sederhana juga. Pewarnaanya menampilkan nuansa yang cerah. Meski sederhana, sudah cukup untuk dinikmati tanpa menyakiti mata. Yang menarik itu animasi saat ia meracik obat dan mengeluarkan magic yang dibuat relatif bagus.
Secara umum visualnya cukup ok, paling beberapa hal minor seperti ekspresi karakter terkadang tampak tidak cukup bervariasi, yang membuat intensitas emosional pada momen-momen krusial terasa kurang tajam. Atau karena detailnya terlalu sederhana, jadi kurang berkesan sih nuansa isekainya.
Audio
Musik dan efek suara dalam “Parallel World Pharmacy” itu lembut, tentu… karena premis dan alur yang ditawarkan juga slow living. Soundtrack yang lembut dan menenangkan menyatu dengan cukup baik, memberikan kita suasana relaksasi di tengah ketegangan medis yang dihadapi Falma. Pengisi suara juga membawa karakter-karakter ini hidup, terutama dalam menjelaskan konsep-konsep farmasi yang mungkin berat jika tidak disampaikan dengan nada yang tepat.
Penokohan
Penokohan untuk keseluruhannya cukup kurang. Karakternya terlalu standar dan datar, emosinya kurang tersampaikan. MC kita saja yang relatif ok penokohannya. Sosoknya sebagai ilmuwan yang cerdas, berdedikasi, dan memiliki tujuan kuat untuk memperbaiki dunia barunya membuatnya menjadi karakter yang mudah dipahami. Tapi, dia ni naif juga. Tujuannya dia baik banget, agar kesehatan itu inklusif di sana… tapi cara dia bisa dibilang kurang tepat.
Dia membuka apoteknya sendiri, menjual obat yang lebih berkhasiat dan bahkan lebih murah. Sayangnya, ini kalau di dunia nyata namanya monopoli. Apotek lain pun sebelumnya memang bukan entitas baik juga, obatnya mahal dan yang mampu beli cuma bangsawan. Tapi kalau kita memikirkan nasib pegawai di apotek lain, produsen obat apotek itu, ketika produknya gak laku karena ada cheater, sama-sama menderita, bukan? Duh, ini kalau dijelasin bisa jadi topik sendiri, dan bukan tentang anime, tapi ekonomi.
Yah, untuk karakter pendukung lain tidak mendapat pengembangan yang cukup. Meskipun rekan-rekannya di apotek dan anggota keluarga kerajaan memiliki peran penting, karakter mereka tidak diceritakan dengan kedalaman yang memadai, sehingga tidak meninggalkan kesan yang mendalam pada penonton. Demikian pula, motivasi antagonis terkadang terasa datar dan kurang digali, membuat beberapa konflik terasa kurang menggigit.
Alur/Plot
Alur cerita dalam “Parallel World Pharmacy” cukup menarik dengan menggabungkan unsur medis, fantasi, dan sentuhan komedi ringan. Konsep membawa pengetahuan farmasi modern ke dunia fantasi menghadirkan ide segar yang apalagi bagi mereka yang tertarik dengan tema medis. Setiap langkah Falma dalam mengatasi penyakit dan melawan kepercayaan mistis memberi penonton wawasan tentang bagaimana ilmu pengetahuan bisa mengubah dunia, bahkan di luar realitas kita.
Meski demikian, tempo cerita di beberapa bagian terasa terburu-buru, terutama ketika menyampaikan beberapa plot penting. Konflik yang dihadapi oleh Falma juga sering kali dapat ditebak, sehingga mengurangi ketegangan yang sebenarnya bisa diperbesar dengan tantangan yang lebih kompleks. Beberapa titik klimaks terasa kurang memuaskan karena permasalahan diselesaikan terlalu mudah, meskipun potensinya untuk menjadi lebih dramatis sangat besar.
Kesimpulan
Anime ini standar isekai copy paste, la, ya. Dengan MC yang OP dimana semua masalah dia sendiri bisa selesaikan, naif, lugu, dan suka merendah. Tapi setidaknya relatif unik, karena ada unsur medis-medis’an. Meskipun ada kekurangan dalam pengembangan beberapa karakter dan tempo cerita, anime ini tetap layak ditonton bagi mereka yang mencari sesuatu yang berbeda dalam genre fantasi. Premisnya betulan menarik, tapi eksekusinya kurang baik. Anime ini bagus untuk yang nyari tontonan sederhana dan ringan, tapi kalau mau mencari alur yang kuat, kurang cocok, sih.
Kalian bisa menonton anime ini secara legal di Muse Indonesia,