Selamat datang kembali dalam artikel ulasan anime versi Regnbue. Kali ini kita akan membahas sebuah anime yang merupakan sekuel yang berjudul Jaku Chara Tomozaki-kun 2nd Stage.
Jaku Chara Tomozaki-kun 2nd Stage merupakan adaptasi novel ringan karangan Yaku Yuuki dan digambar oleh artist dengan nama pena Fly. Anime yang dirilis musim dingin 2024 ini dikerjakan oleh studio Project no. 9 yang juga mengerjakan musim pertamanya.
Tentunya sebagai musim kedua ada banyak perbedaan yang bisa kita temui dalam adaptasi anime kali ini. Karena ini merupakan season kedua dari seri ini, ada beberapa spoiler yang tidak bisa dicegah agar ulasan anime ini lebih presisi. Regnbue mencoba merangkumnya dalam poin-poin berikut.
Hasil Upgrade Season 1
Tidak perlu lagi kita mundur ke masa musim pertama yang suram. Tomozaki sudah menjadi karakter yang glow up. Ia bukan pemuda madesu seperti sebelum bertemu dengan Aoi. Dengan modal bimbingan sang sepuh RL, Tomozaki mulai menikmati perannya sebagai player dalam dunia nyata. Kemampuan bersosialisasinya juga meningkat.
Musim kedua menjadikan Tomozaki sebagai karakter anime romcom pada umumnya yang banyak menarik perhatian para heroine. Konflik pada paruh pertama musim kedua fokus kepada kekuatan leadership Tomozaki, dan di paruh kedua lebih berkutat untuk bagian romance.
Dibutuhkan pemahaman dari season 1 untuk menikmati season 2 anime ini. Walau demikian, tidak perlu memikirkan hal yang ribet karena sebagian besar hal penting dari musim pertama dengan mudah direcall memorinya saat kamu sudah menonton musim kedua. Semuanya asal kamu sudah menonton musim pertama maka akan daijoubu alias baik-baik saja.
Drama di balik Drama
Meski hanya mengusung 2 arc, musim kedua lebih terasa pedas dramanya. Persinggungan antar karakter dan fokus untuk character development selain ke sang tokoh utama menjadi tema perjalanan musim kedua.
Yang membuat saya salut adalah anime ini berani menghabiskan banyak durasinya untuk menampilkan drama di tengah drama. Saya sedang berbicara tentang arc ke dua di musim tersebut. Arc itu berlatar pada festival sekolah seperti pada umumnya. Kelas Tomozaki memutuskan untuk tampil dengan pertunjukan drama di atas panggung.
Bukan hanya sekali, tetapi berkali-kali animenya menjelaskan dengan rinci terkait drama yang akan dipentaskan oleh kelas Tomozaki. Memang cerita dalam pertunjukan drama punya kaitannya dengan kisah romansa yang ditonjolkan dalam arc itu. Namun, saya sudah melihat banyak anime yang punya setting sama, tidak seberani Jaku Chara dalam menampilkan cerita pentas drama secara keseluruhan.
Ini menambah poin plus dari anime sekuel yang membutuhkan dengan pasti keberadaan season 1. Mereka bisa menunjukkan sesuatu yang baru dan tampil beda dengan keunikannya tersebut.
A Strong Girl and A Needy Girl
Di saat dua pilihan diperhadapkan, penonton dipertontonkan dengan dua heroine yang punya karakter berbeda: Nanami Minami dan Kikuchi Fuuka.
Minami adalah gadis ceria dan selalu mencairkan segala suasana kaku. Dirinya dengan lantang mengakui bahwa ia suka dengan Tomozaki, empat mata langsung di hadapan Tomozaki. Sekilas saya teringat ke Nakano Nino yang pernah melakukan pengakuan cinta serupa. Bedanya, Nino adalah tsundere sedangkan Minami sifatnya terus terang.
Berbeda dengan Fuuka, ia adalah gadis pendiam di kelas. Dirinya hanya terlihat aktif berbicara jika bertemu dengan Tomozaki. Sempat mencoba mengubah dirinya menjadi lebih bersosialisasi dengan teman yang lain, ternyata Fuuka gagal untuk menetas menjadi pribadi yang baru. Ini yang menjadi akar masalah klimaks di akhir arc kedua.
Antara Minami dan Fuuka, jelas mana yang meraih hati penonton, mana yang meraih hati protagonis. Minami boleh dikatakan gadis yang kuat. Scene ketika ia tanpa air mata mendorong Tomozaki untuk mengejar Fuuka walau sudah ditolak adalah momen yang paling mencuri hati saya. Sayangnya ini masalah percintaan dengan karakter utama, bukan penonton. Maka dari itu, Fuukalah yang layak menjadi kekasih Tomozaki. Fuuka adalah gadis yang sangat membutuhkan peran Tomozaki. Penulis sudah dengan susah payah mengarahkan agar Tomozaki bisa memilih Fuuka. Jadi, jelas ada alasan mengapa bukan Minami atau bahkan Aoi yang jadi pasangan untuk Tomozaki.
Verdict: Spin-off doko?/10
Mengapa saya malah lebih membocorkan spoiler isi cerita terutama di arc pamungkas anime ini? Karena itulah poin paling menarik dalam anime ini. Saya tidak bisa tidak membahas tentang hal ini karena tanpa menulis hubungan cinta segitiga di arc kedua, maka saya tidak bisa memberikan tulisan yang gamblang tentang Jaku Chara Season 2.
Sebagai fans Minami, saya dengan lapang dada menerima segala konsekuensi cerita. Penulisan anime Jaku Chara Season 2 boleh dibilang rapi dengan penataan terfokus pada 2 arc.
Sedikit saya bahas arc pertama, character development Hanabi sangat enjoyable untuk diikuti. Ini membuat Tomozaki tidak terlihat begitu istimewa, bukan seperti protagonis romcom populer umumnya.
Pertanyaan sekarang, apakah bakal ada spin-off yang diadaptasi ke anime. Meski saya sudah mengakui keunggulan Fuuka, tetapi sebagai fans Minami boleh dong saya berharap kalau spin-off ikut diadaptasi. Ya, meski itu hanya kemungkinan kecil.