Comic Frontier 17 atau Comifuro 17 resmi selesai digelar. Ada banyak kenangan tercipta dari event yang digelar mulai 16 – 17 Desember 2023 ini. Baik itu suka maupun duka, kita patut bersyukur boleh menempuh acara yang terbilang tidak mudah bagi semua pihak yang terlibat di dalamnya.
Regnbue merangkum pengalaman salah satu kontributor sebagai media pada hari pertama Comifuro 17. Seperti apa keseruan yang terjadi? Berikut rangkumannya.
Perjalanan Menuju Event
Penulis menempuh cara yang sama untuk mencapai lokasi event. Sekitar jam 6 pagi, penulis sudah start menggunakan kereta untuk transit menuju Stasiun Tanah Abang yang kemudian dilanjutkan hingga Stasiun Intermoda Cisauk.
Pengunjung bisa menggunakan bus yang disediakan gratis dari Stasiun Intermoda Cisauk menuju lokasi event. Waktu menunjukkan hampir pukul 08.00 ketika penulis sudah tiba sepenuhnya di ICE BSD. Total biaya yang dikeluarkan dalam perjalanan pergi ini hanya menghabiskan 5 ribu rupiah saja.

Persiapan Pembukaan
Menggunakan circle pass, penulis berhasil masuk sekitar satu setengah jam sebelum waktu event dibuka. Ini dimungkinkan karena penulis juga ikut berpartisipasi sebagai circle yang terdaftar dalam Comifuro 17. Setelah membantu persiapan booth, barulah penulis bisa menukar media pass sesuai dengan jadwal yakni sekitar jam 9 pagi.
Pengunjung juga sudah bisa menukar tiket tepat pukul 09.00 WIB. Antrian bisa dikatakan cukup panjang, tetapi masih teratur. Adanya pohon rindang yang sejuk setidaknya bisa mengurangi rasa gerah menunggu penukaran tiket dibuka.

Proses penukaran tiket bisa dikatakan cukup lancar. Tidak ada kendala atau drama yang terjadi untuk proses ini. Comifuro sudah berbenah untuk sistem ticketing sejak CF16. Bahkan untuk CF kali ini, semua urusan ticketing sudah 100% menggunakan transaksi online saja. Calo tiket tetap ada, tetapi apalah gunanya kalau kita bisa mengurus tiket sendiri dengan cepat lewat pembelian online?
Waktunya untuk Have Fun
Pukul 09.30 WIB, pengunjung yang sudah menukarkan tiket diperbolehkan masuk ke venue. Tidak ada gemuruh karena sebagian booth masih sibuk menata barang dagangannya. Pengunjung yang masuk juga tidak banyak yang terlihat berlarian. Maklum, stamina harus terjaga karena jarak satu putaran keliling arena CF17 bisa mencapai 1,5 kilometer.
Bagi yang pengunjung yang datang pagi sekali, waktu tunggu 2 jam bahkan lebih tidak seberapa dibanding mendapat barang impian mereka yang hanya ada stok terbatas. Beberapa stok limited edition raib hanya dalam hitungan 1-2 jam setelah event dibuka.

Ada beberapa booth yang menarik di mata penulis. Di AC-40 contohnya, seorang pria asal Jepang sendirian menjaga booth untuk mempromosikan doujin buatan koleganya. Ia juga membuka komunikasi agar bisa berkolaborasi dengan beberapa kreator Indonesia ke depannya.
Setiap booth sebenarnya memiliki keunikan masing-masing. Yang paling bisa dinotis adalah keragaman karya yang diperlihatkan di CF17 kali ini memiliki variasi lebih kaya dari sebelum-sebelumnya. Comifuro jelas perlahan mulai kembali ke jati dirinya sebagai “Comic” Frontier.

Drama Cosplay Tak Kunjung Habisnya
Masalah cosplay sepanjang tahun tidak habisnya. Comifuro sebagai salah satu acara jejepangan terbesar tidak luput dari problem satu ini. Yang paling bisa terlihat adalah soal properti senjata yang disita di depan pintu masuk.

Pedang-pedangan tidak diperkenankan untuk masuk ke arena event. Mereka harus meninggalkan properti itu di baris pengecekan. Properti itu boleh diambil kembali, tetapi tentu saja restrict semacam ini mendapat gerutu gemuruh dari penggiat cosplay.
Kehilangan cosplay area juga membuat para cosplayer tidak terikat di satu tempat tertentu. Mereka bebas melakukan potret di tempat mana pun yang memungkinkan. Mulai dari dalam venue, arena parkiran, hingga taman di sekitar ICE. Ini membuat bagian belakang yang berisikan dua stand spesial jualan FNB dan mini stage terlihat sepi. Padahal ada pempek legendaris di sini, loh.

Menutup Hari Pertama CF17
Penulis hanya bertahan hingga pukul 14.00 WIB untuk mengitari event. Selayang pandang yang dilihat, tidak banyak masalah besar yang terjadi selama event hari pertama. Populasi dalam venue di siang hari terasa padat meski sudah menggunakan 4 hall. Setidaknya ini lebih baik dari CF sebelumnya apalagi CF kali ini dilengkapi penunjuk jalan yang memberikan informasi arah dan nomor booth.

Khusus media, ruangan yang disediakan kini terasa lebih nyaman. Pihak Comifuro nampaknya sudah memberikan pelayanan yang jauh lebih baik dari CF16. Semoga ini bisa bertahan atau lebih ditingkatkan untuk CF berikutnya.
Hadirnya pihak outsourcing, Frontline Indonesia membuat event ini lebih tertib dan teratur. Semoga ini bisa mengurangi tindak kejahatan yang sering terjadi dalam CF.

Satu yang disayangkan, penulis mendengar kabar kalau CF day 1 harus cepat-cepat bubar dikarenakan ada acara pernikahan yang diadakan di ICE juga. Ini menimbulkan kekecewaan terutama untuk booth corporate yang harusnya bisa buka lebih lama. Ke depannya semoga peristiwa seperti ini bisa dihindari lagi.
Bicara soal pengalaman tidak mengenakan, penulis teringat kalau pas jam makan siang sempat mencoba membeli jus yang disediakan oleh stand F&B punya ICE. Di papan tertulis jus seharga 25 ribu, ternyata pas sudah jadi harganya jadi 30 ribu. Mungkin lain kali yang mau beli makanan atau minuman di sini boleh tanya dulu harga pastinya, jangan cuma berpaku dengan price list yang dipajang.