Satu lagi seri isekai yang bisa kita kulik dari musim panas 2023 adalah Jitsu wa Ore Saikyou Deshita. Anime ini diadaptasi oleh studio Staple Entertaiment. Anime ini berasal novel ringan yang dibuat oleh Sumimori Sai dan Takahashi Ai.
Bicara Staple Entertaiment, studio ini masih tergolong baru dan baru mengerjakan 2 anime yang baru tamat di tahun 2022. Salah satu judul yang bisa menjadi acuan adalah Kinsou no Vermeil.
Jitsu wa Ore Saikyou Deshita menceritakan Hart Zenfis, seorang hikkikomori yang hidup mengurung diri 20 tahun terlahir kembali dunia lain yang penuh dengan sihir. Hart lahir sebagai anak raja, tetapi karena tidak memiliki level sihir yang mumpuni ia dibuang begitu saja. Sanak saudaranya, Gold Zenfis memungutnya dan kemudian menjadikan dia sebagai anak sulungnya.
Jadi, bagaimana nasib hikkikomori satu ini yang terlahir ke dunia isekai? Kok mirip sama beberapa cerita isekai lain? Untuk lebih jelasnya, mari kita simak ulasannya.
Loli Imouto Overdose
Hart mempunyai seorang adik bernama Charlotte Zenfis. Charl punya daya tarik tersendiri sehingga penonton bisa betah menontonnya. Bisa dikatakan, sebagian besar motivasi untuk tetap menonton anime ini berasal dari malaikat mungil satu ini.
Kehadiran Charl juga menjadi motivasi jadi Hart untuk mulai melangkah menjadi pribadi yang lebih baik. Walau dirinya masih malas-malasan dan tidak punya semangat untuk melakukan aktivitas di luar teritorinya, tetapi dengan sedikit dukungan dari adiknya, Hart berubah menjadi super hero yang siap menolong orang yang kesulitan.
Omong-omong Hart ini punya sihir unik hanya dari hasil menguping pembicaraan sewaktu ia dilahirnya. Berkat sihir satu macamnya itu, ia berhasil meraih hati Charl bahkan terobsesi dengan kakaknya. Obsesi Charl bukan brocon pada umumnya, melainkan untuk melihat kakaknya sebagai super hero.
Inilah hasil didikan masa kecil yang dipenuhi nonton anime berjam-jam. Bicara soal itu, Hart bisa menampilkan anime atau hiburan dari kehidupan sebelumnya sehingga Charl menjadi otaku. Adik seperti ini langka. Sudah imut, tidak banyak mengeluh, otaku pula. Betah deh nonton Jitsu wa Ore Saikyou Deshita tiap minggunya demi Charl.
Konflik yang Selesai Begitu Cepat
Walau isi anime ini dihabiskan untuk usaha Hart Zenfis memperkukuh zona malasnya, anime ini sebenarnya punya berbagai momen yang bisa membuat pecinta plot berat minat dengan isekai satu ini.
Setelah menjalani masa kecilnya dengan Charl kecil di daerah pinggiran yang damai, Hart dihadapkan ancaman terhadap adiknya. Ancamannya bukan main, para pembunuh bayaran berniat untuk melenyapkan adiknya masih di bawah umur. Setelah melewati beberapa kemenangan kecil versus kumpulan kroco, barulah Hart mengetahui fakta siapa dalang di balik tindakan itu.
Nah, ketika sudah dihadapkan dengan klimaks arc, di sinilah kejadian begitu cepat terjadi. Saya pikir mereka bisa memberi waktu lebih agar kekalahan villain lebih terasa bagi penonton. Sayangnya, para villain tumbang hanya dalam waktu kurang lebih 5 menit. Durasi pertempuran yang singkat ini menjadi keluhan saya mengapa masalah yang sebetulnya cukup serius diselesaikan hanya dalam waktu singkat.
Baca juga: [Review] Mushoku Tensei Isekai Ittara Honki Desu Season 2
Saat Cerita Semakin Meluas
Semakin panjang progress sebuah cerita, semakin banyak pintu yang dibuka untuk memperlebar cerita. Hal ini tidak bisa dihindari karena merupakan sifat murni perjalanan cerita.
Hart tidak bisa terus menurus bermalas-malas. Dia juga dituntut semakin dewasa. Jatah Charl juga semakin sedikit. Walau demikian, anime ini masih setia mempertahankan konsep jualan loli imouto imut dan kemalasan Hart daripada konflik besar dalam cerita.
Kemunculan gadis berambut perak di akhir membuat cerita semakin bercabang. Berbagai perpecahan sudut pandang menjelang akhir seri membuat alur nampak agak oleng. Ada terlalu banyak POV yang ditampilkan sementara maunya anime ini tetap di jalur imut Charl dan kelakuan Hart. Saya sendiri masih sulit untuk membedakan kloningan Hart jika tidak diberi penjelasan yang jelas.
Puncaknya ketika episode terakhir selesai, anime ini ditutup dengan prematur. Mereka menimbulkan tensi yang salah dalam menutup seri dengan kembali ke setingan pabrik.
Verdict: Jualan Santai, No Pressure/10
Selebihnya tidak ada kesalahan fatal dalam anime ini. Menonton anime ini cukup menyenangkan meski dalam penyelesaian masalah disajikan begitu cepat. Kalau bicara apa yang ditawarkan dalam anime ini, Jitsu wa Ore Saikyou Deshita sukses menampilkan apa yang ingin mereka mau diterima penonton.
Bagian akhir di episode 12 menuntut sebuah penyelesaian yang mungkin hadir dalam sekuelnya. Masalahnya, apakah Staple Entertaiment tertarik membuat sekuel dengan pengalaman adaptasi yang masih bisa dihitung jari?