“Mushoku Tensei adalah bapak anime isekai.” Pernyataan ini masih dipegang oleh sebagian orang karena kehadiran Mushoten menjadi inspirasi bagi serial isekai lain. Melanjutkan cerita yang sempat berhenti, Mushoku Tensei Season 2 mengisahkan Rudeus setelah kehilangan rekan tim yang telah menghabiskan petualangan panjang kembali ke kampung halaman.
Masih dikerjakan Studio Bind, Mushoku Tensei Season 2 punya warna yang berbeda dalam adaptasi kali ini. Pasalnya, beberapa staf kunci yang berperan penting dalam suksesnya musim pertama tidak ikut dalam sekuel yang satu ini. Sutradara Okamata Manabu dan beberapa animator kunci digantikan oleh Hirano Hiroki dan staf baru lainnya untuk musim ini.
Adanya perubahan kualitas tidak dapat dihindari, menimbulkan persepsi negatif dari fans Mushoku Tensei. Bagi kalian yang belum mengerti seberapa drastis perubahan tersebut, ulasan ini akan membahasnya dalam poin-poin berikut.
Animation Is Not The Same, That’s For Sure
Animasi yang ditampilkan di musim kedua tidak sama dengan musim pertamanya. Itu adalah hal yang mutlak dan wajar karena orang-orang yang bekerja di antara kedua musim ini berbeda. Meski studionya sama, perubahan itu tetap terlihat.
Anda bisa melihat bagaimana mudahnya tersentuh melihat Rudeus mengeluarkan sihir pemanggil hujan di musim pertama. Hal yang sama tidak akan Anda rasakan di musim kedua.
Di musim kedua juga lebih jarang porsi pertarungan dan petualangannya. Ini karena arc yang dibahas dalam musim kedua ini lebih berfokus ke Rudy yang murung karena kelainan pada alat kelaminnya.
Jika kalian bertanya ke mana staf yang mengerjakan Mushoten Season 1 sebelumnya? Maka kalian bisa mengecek masing-masing profil mereka. Saat pengerjaan Mushoku Tensei Season 2, Manabu sibuk sebagai sutradara anime Idolmaster Cinderella Girls U-149. Ia juga mengangkut staf lain seperti Takashima Hiroyuki yang menjadi asisten sutradaranya. Makanya, tidak heran animasi Idolmaster U-149 terasa begitu smooth karena dikerjakan orang yang kompeten dan terbukti dari Mushoku Tensei Season 1.
Sepanjang Musim Demi Ngobatin ED
Arc Mushoten kali ini dimulai sejak Rudy kehilangan kejantanan semenjak ditinggal Eris. Rudy baru sadar ia mengalami kelainan saat ingin berhubungan dengan perempuan yang dekat dengannya, Sara.
Sepanjang musim fokus anime ini menampilkan perjalanan panjang Rudeus agar bisa mengobati sakitnya tersebut. Penyakit ini dinamakan ED atau nama lengkapnya Erectile Dysfunction. Batang Rudy tidak bisa tegak karena trauma akibat ditinggal Eris.
Memang konten dewasa seperti ini sudah menjadi makanan sehari-hari sejak musim pertama. Hanya saja, baru kali saya menemukan ada anime yang fokus untuk ngobatin anu. Dua belas episode, loh! Ini bukan masalah sepele, tetapi menjadi fokus utama sepanjang musim. Untuk ide pokok seperti ini, saya hanya bisa geleng-geleng dan salut karena keberanian Rifujin na Magonote selaku penulis yang membuat cerita seperti ini.
Baca juga: [Review] Jidou Hanbaiki ni Umarekawatta Ore wa Meikyuu wo Samayou
Menjadi Arc Paling Boring
Memang benar, jika dikatakan arc ini adalah paling boring selama perjalanan Mushoku Tensei, saya bisa setuju dengan pernyataan itu. Bukan masalah ED-nya, justru ini membuat saya tertarik, melainkan karena interaksi Sylphie dengan Rudy yang kerasnya minta ampun. Keras di sini dalam artian susah banget buat encernya nih couple. Saya lebih menikmati ketika Rudy belum melangkahkan kaki di sekolah sihir Ranoa.
Karakter-karakter baru yang muncul dalam musim ini seperti Ariel dan Luke, Badigadi, dua calon budak Rudy punya andil bagian yang kecil. Beberapa baru terasa impactnya seperti yang ditunjukkan oleh Ariel dan Luke tetapi hanya dalam selang beberapa saat saja. Anime ini masih setia menampilkan POV Rudeus sebagai inti ceritanya.
Kembalinya beberapa karakter lama seperti Nanahoshi dan Zanoba membuat ada sedikit hal yang bisa dibanggakan dalam anime ini. Dari Nanahoshi kita kembali ditunjukkan mengapa Mushoten itu anime masterpiece. Ketika bahasa Jepang muncul, bahasa Isekai langsung diubah ke suara aslinya membuat bulu kuduk merinding mendengarnya. Zanoba berhasil mengingatkan betapa sulit masa di mana baru belajar sihir.
Satu hal yang paling jelas, kehilangan Roxy bak permata adalah suatu hal yang fatal. Roxy gini-gini masih nongol sesekali di Season 1 Part 2. Di sini tidak ada jejak Roxy selain dari figur buatan Rudy dan kancut yang masih disimpan olehnya. Eris juga tersisa rambut dan itu pun sudah dibakar. Fokus hanya kepada Sylphie inilah yang membuat saya bosan melihat tingkahnya yang bikin facepalm.
Verdict: Bye Bye ED/10
Ucapkan selamat tinggal pada ED dan Rudy akhirnya bisa sembuh dari penyakit yang juga menguras emosi penonton. Saya sudah tidak sabar untuk kelanjutan musim berikutnya karena keseruan yang ditunggu akhirnya tiba.
Adalah sulit menulis ulasan Mushoten tanpa spoiler. Mulut saya harus dibungkam dulu sebelum mengungkap rahasia lain. Bagi kalian yang ingin menonton anime ini, jangan lupa urus KTP dulu di kelurahan.