Masih ingat tulisan saya tentang musim panas tahun ini begitu kering? Tulisan itu tidak tertuju pada cuaca ekstrem, tetapi susahnya mendapat anime yang benar-benar bagus untuk ditonton. Salah satu penyebab kekeringan adalah adaptasi yang ala kadarnya seperti yang bisa kita temukan dalam Eiyuu Kyoushitsu.
Eiyuu Kyoushitsu merupakan anime hasil garapan studio Actas. Anime ini merupakan hasil adaptasi novel ringan karya Araki Shin. Morisaki Haruyuki menjadi ilustrator untuk novel ringan ini.
Dengan menjamurnya seri isekai di tahun ini, anime ini menambah daftar panjang cerita fantasi yang bisa kita tonton dalam setahun terakhir. Anime juga menjadi langkah baru bagi Actas yang sebelumnya berkutat dengan serial Girl und Panzer selama satu dekade terakhir.
Jadi, bagaimana Actas memulai langkah barunya tersebut? Mari kita simak ulasan berikut.
Pengalaman Terburuk Musim Panas Tahun Ini
Actas boleh mencoba hal yang baru seperti memulai seri fantasi setelah sebelumnya fokus dengan gadis-gadis imut di atas tank. Sayangnya, seri yang diadaptasi studio ini begitu ampas. Saya tidak menyalahkan studio karena memang kesalahan murni pada jalan cerita yang tidak jelas.
Ini membuat anime ini menjadi pengalaman terburuk saya dalam menonton anime ini musim panas. Kalau ada penghargaan anime terampas tahun ini, bolehlah Eiyuu Kyoushitsu bersaing dengan nama seperti Isekai de Cheat Skill dan Shin Shinka no Mi.
Ceritanya begitu buruk sampai saya merasa tersiksa selama 12 episode. Saya pun menyelesaikannya karena ingin melihat apa yang ingin ditunjukkan mereka sampai akhir. Barangkali ada kejutan seperti Seija Musou yang semakin menarik mendekati ujung musim.
Sayangnya, saya tidak berhasil menemukannya. Tidak ada kesan bagus yang ditinggalkan dalam anime ini. Ceritanya sangat kopong, murahan, dan tidak jelas. Mereka berputar di formula yang sama, yang sama sekali tidak menarik. Batas fantasi dengan sci-fi juga rapuh, menambah ketidakjelasan dalam anime ini.
Sebenarnya, visual dari anime tidak terlalu buruk, straight to mediocre quality. Sayangnya karena kualitas cerita yang sudah ampas, unsur lain ikut tergerus dalam jurang keampasan.
Karakter Utama Tanpa Tujuan
Satu hal yang saya temukan adalah karakter utama yang tidak jelas tujuannya. Anime ini menceritakan Blade, seorang pemuda yang merupakan mantan pahlawan menjalani hidupnya di Akademi Rosewood. Blade merahasiakan identitasnya sementara teman-temannya terus menerus berlatih untuk menjadi lebih kuat.
Saking tidak jelasnya apa yang mau dituju dalam cerita ini, saya harus menaruh sinopsis yang biasa ada di awal ke poin ini karena lebih cocok untuk diceritakan tidak jelasnya. Bisa kalian lihat bukan mengapa saya katakan anime ini tidak jelas?
Cerita lain meski ampas setidaknya karakter utamanya memiliki tujuan yang jelas. Lah, anime ini apa? Sekolah yang kerjanya tarung, makan, ketemu musuh, diajak berkawan, repeat. Mau sampai kapan begitu? Dikatakan anime slice of life juga salah, karena ga ada anime slice of life yang life cyclenya begitu.
Blade hanya wadah kosong di mana penulis memanfaat meta cerita dengan karakter OP lalu menyelesaikan masalah receh yang dibuatnya. Tidak ada konflik yang benar-benar wah, semuanya punya formula berulang seperti yang sudah disebut di atas.
Kembali lagi ke pertanyaan awal, sekarang tujuan mereka apa? Lulus kagak, menjadi terkuat juga kagak. Ya kalian cuma dikasih lihat Blade itu OP mau lawannya sekeras apa dan itu aja.
Ecchi yang Gagal Menggairahkan
Anime ini punya tiga genre yang dibawanya. Satu fantasi, kedua aksi, terakhir ecchi. Harusnya dengan hadirnya ecchi, keampasan anime ini bisa ditambal dengan fan service. Sayangnya, itu tidak terjadi.
Ecchi di sini jadi kacang goreng. Tiap episode hadir. Loh, bukannya bagus? Gak, gak sama sekali.
Ecchinya tidak punya esensi terpenting dalam sebuah unsur ecchi, yaitu menggairahkan. Gak ada bikin semangat sama sekali. Benar-benar ampas.
Tiap episode wajib minimal ada satu. Antara mandi atau baju hancur akibat bertarung. Bukannya tegang saya malah tepok jidat. Saya beri tahu mengapa ini gagal. Jelasnya mereka tidak memberi shot terbaik untuk sorot ecchi atau efek yang memperkuat bagian itu. Asli jadi kacang goreng tiap episode.
Baca juga: [Review] Level 1 dakedo Unique Skill de Saikyou desu
SDM Dunia Ini Rendah
Pertama kamu punya kepala sekolah yang niatnya ingin memberi latihan kepada siswa agar bisa lebih kuat. Alih-alih lebih kuat, nyawa mereka justru dapat terancam karena blunder kepsek satu ini. Omong-omong kepseknya itu raja, jadi beliau bisa tiba-tiba mengeluarkan peraturan tidak jelas terhitung hari itu.
Lalu, kita bicara soal siswanya. Mereka sebagian besar terlalu bodoh untuk tidak ada yang curiga kalau Blade itu pahlawan. Petunjuknya itu padahal sudah di depan mata, loh! Katanya sekolah terbaik, mengumpulkan bakat-bakat paling mantap di penjuru negeri, tetapi kok karakternya bodoh-bodoh, ya?
Pertarungan mereka juga kebanyakan berakhir kekalahan. Sudah otaknya lemot, ototnya lemah pula. Mainnya keroyokan, itu pun masih belum tentu menang. Mesti Blade yang turun tangan agar kemenangan terjamin. Mau tertawa, tetapi ini bukan anime komedi. Hadeh.
Verdict: Restricted Maso Only/10
Sebagai pengulas yang baik, saya tidak ingin kalian menderita seperti saya. Jadi, sudah pasti saya sarankan untuk mencari anime yang lebih baik untuk ditonton.
Kecuali kalian para maso, yang ketagihan nonton anime ampas sampai ngasih nilai 10 untuk Ex-Arm, anime ini adalah pilihan bagus untukmu.