Halo, dan Hai!
Sebelum lanjut, disimak SS di bawah ini ya:
Shiro Seijo to Kuro Bokushi
“Kehidupan damai impian, yang mungkin akan selalu jadi mimpi…”
-Kesan pertana terhadap ini anime
“Karena anime damai pun tidak lepas dari hal suram”
Anime yang judulnya tidak pendek tapi juga tidak panjang. Ini anime sayangnya belum memiliki singkatan yang diketahui/digunakan secara luas. Jadi dari sini penulis akan bikin singkatan sendiri, yaitu Shisekubo alias [Shi]ro [Se]ijo to [Ku]ro [Bo]kushi. Ok, mari lanjut ke bagian utamanya.
TLDR: Anime ini jatuh di kategori “Direkomendasikan” Dengan catatan: ingin mencari pengalaman baru dan/atau terbiasa dengan slice of life, karena tidak ada gelut seru, jadi mungkin membosankan bagi yang masih berkobar api action-basednya. Buat yang ingin santai? sangat direkomendasikan, sih.
Penasaran alasannya? lanjut membaca, mari~
Jika kalian menonton anime Mahiru, Tenshi sama di atas… ceritanya mirip, gula gula gitu. Tapi sisanya jelas beda. Baik, setelah pengenalan singkat tersebut mari kita masuk ke bagian utama.
Premis anime ini sangat sederhana, mengingat genrenya Slice of Life yang ditambah dengan Comedy, Fantasy, Romance [Kalau kehidupan kalian ada itu genre juga, tapi ditambah psikologikal, drama, tragedi…]. Ceritanya berpusat pada seorang pastor bernama Lawrenece yang menemukan atau mungut kasarnya seorang gadis yang ternyata “saint” atau seijo bernama Cecilia. Cerita akan berpusat di keseharian mereka ini nanti, yang penuh gula.
VISUAL – Visualnya standar dan bagus. Selain itu artstylenya sangat cocok dengan genrenya. Shisekubo memiliki visual yang kesannya sangat lembut dimana ini tercermin dari pewarnaan dan juga pencahayaannya. Penggambaran latarnya juga bagus, dan karena tentang slice of life jadi animasinya sudah bagus untuk genrenya. Artstyle dan juga visualnya secara keseluruhan sangat sesuai dengan tema anime ini yang slice of life ringan tanpa drama yang terlalu berat.
Meski tanpa drama, tapi memang ada sedikit bagian yang suram-suram di anime ini. Jadi meski kehidupan mereka terkesan sangat damai, itu benar. Tapi mungkin badai sudah berlalu saja buat mereka. Kita sih badai berlalu… lalang, XD.
AUDIO – Dimulai dari openingnya yang dibawakan oleh ClariS, dengan judul Koi Sekai. ClariS lagu-lagu yang dibawakan ClariS ini juga banyak dari anime terkenal, seperti Alive [LycoRyco OP] dan CheerS [Hataraku Saibou, ED]. Lagu opening ini benar-benar bersemangat dan cocok dengan tema animenya dimana format cowo-cewe sama-sama malu-malu buat jujur satu sama lain. Pun, lagunya sangat membawa kesan bahwa “dunia itu indah dan layak diperjuangkan.”
Endingnya juga, dengan judul “Toko Siesta” dan dibawakan oleh “sasanomaly”. Yap, untuk ending ini sedikit terbatas informasi pembawanya, tapi kualitas endingnya juga tidak kalah dengan openingnya. Mungkin memang kurang bersemangat, dan kesannya lebih pelan/santai, but it’s ending theme after all. Vibes lagu endingnya pun juga cocok sama animenya. Jika openingnya membawa kesan “memperjuangkan keindahan dunia” endingnya seperti memberikan kesan bahwa “suatu saat akan ada momen indah begini”.
Untuk background musiknya, sejauh ini biasa saja karena tidak ada yang berkesan sampai diingat. Tapi pengalaman atau experience akibat dukungan BGM yang tidak diingat ini bagus karena membawakan kesan-kesan damai dan gula tadi.
PENOKOHAN – Nah, untuk penokohan ini bisa dibilang biasa saja, ya. Karena ini standar anime slice of life santai penuh gula, kita dihadapkan jika tidak dengan MC yang insecure terhadap heroinenya maka dengan yang tidak peka dengan heroinenya (atau dibalik, heroine ga peka sama MC).
Pengkarakteran disini ya seperti itu, MC yang tidak peka dengan heroine, dan ini tergambar di lagu openingnya. Tapi justru gulanya banyak dari sini. Lalu penokohan karakter lain juga tidak jauh dari mereka yang ingin agar MCnya sadar sama perasaan heroinenya.
Secara keseluruhan penokohannya biasa saja memang. Tidak ada yang memiliki motivasi atau ambisi besar, hanya seorang cewek yang ingin perasaannya disadari, seorang cowok yang ingin punya keluarga (adik/orang tua, entah kenapa istri ga masuk di kamus dia. Hadeh), dan lingkungan masyarakat suportif. Kalau mencari tokoh dengan motivasi dan tujuan besar, ya… bukan disini tempatnya, di anime Shonen baru ada, misal.
3 FAKTOR TADI + PLOT – Dari hasil analisa tiga faktor tadi kita akan sampai pada kesimpulan akhir yang secara lengkap dan halus menyatakan:
“In ultimate analysis, the totality of said attributes conjoins to categorize this animated production as ‘that genre of slice of life animation which one aspired to be a part of and derive enjoyment from, in contradistinction to languishing in a state of woe akin to a corporate drudge, bereft of affections beyond familial bonds, at the zenith of its best manifestation.”
Secara sederhana, maksud itu adalah… sebuah kontras dari kehidupan nyata yang badainya berlalu lalang.
Ok kembali ke pembahasan. Anime ini cukup standar, audio dan visualnya sih bagus meski standar dan tidak mewah. Sudah cukup, karena berhasil membawakan vibes dunia yang indah dan damai.
KESELURUHAN – Anime ini memiliki kualitas yang standar “bagus”. Tidak mewah. Sudah cukup untuk menggambarkan kesan dunianya yang indah dan ceria. Ini didukung dengan openingnya yang sangat semangat dan ceria, lalu ending yang halus dan santai.
Cocok buat pembaca sekalian yang merasa jenuh dengan anime action atau kehidupan. Sekadar bersantai dan istirahat sejenak itu isoke, sisanya tergantung diri masing-masing~
Ok, sekian. Keputusan akhir, “Direkomendasikan.” Dengan catatan: ingin mencari pengalaman baru dan/atau terbiasa dengan slice of life, karena tidak ada gelut seru atau hal spesial lainnya, jadi mungkin membosankan bagi yang masih berkobar api action-basednya.
Buat yang penasaran kenapa disebut Mahiru rasa matcha, coba bandingkan dua gambar di bawah ini:
Cecilia
Mahiru
Mirip? bagi penulis, iya. Pun keduanya dari anime yang sama-sama penuh gula~