‘ABSTRAK’
Dalam mengulas sebuah anime, penulis akan mengulasnya dari aspek visual (grafis dan animasi), audio, plot, dan penokohan. Nah, dari empat hal tersebut akan dinilai secara keseluruhan akan jatuh di kategori mana. Penulis memiliki enam kategori, dari terbaik ke terburuk: (1) luar biasa; (2) bagus; (3) ok/fine; (4) kurang ok; (5) waduh, tergantung orangnya. Selain itu akan ada tambahan/catatan/pengecualian tertentu terkait preferensi tiap orang, misal… meski anime A adalah romance dan sangat bagus di kategori romance, tapi sebagus apapun, mereka yang tidak memiliki preferensi romance mungkin tidak/tertarik/suka. “Roshidere” jatuh di kategori ok, dengan catatan: tidak mencari hal baru, karena ini anime ceritanya cukup generik. Ini anime paling pas kalau mau cuci mata, dan menghalu. Roshidere betulan menang di desain karakternya yang mantap abis.
PENDAHULUAN
Premis
Alya Sometimes Hides her Feeling in Russian, **judulnya sangat panjang… selanjutnya kita sebut Roshidere merupakan sebuah romcom yang sangat gula dan dengan sedikit sentuhan budaya yang membuatnya relatif unik.
Cerita berfokus pada Masachika Kuze, seorang siswa SMA yang duduk di sebelah Alya, gadis cantik berdarah Rusia yang seringkali menggumamkan kata-kata dalam bahasa Rusia untuk menyembunyikan perasaan dia.
ISI
Visual dan Animasi:
Animasi Roshidere itu sangat sederhana. Wajar karena ini anime romcom, jadi tidak banyak adegan dengan animasi berat. Namun ketika adegan yang perlu hal dinamis, seperti berlari, animasinya bagus.
Untuk visualnya, ini yang mantap, terutama para karakter ciwi-ciwi. Desain karakter Alya menonjol dengan ekspresinya yang menggemaskan, terutama ketika ia berusaha menutupi perasaannya. Pun, Alya ni jadi sentral fan-service, bareng sama kakaknya, Masha, di pertengahan season. Visual dari latar belakangnya relatif sederhana, sih, ya. Tidak terlalu mengesankan, okok saja.
Mungkin yang matanya jeli bisa menangkap adegan dengan frame kurang detail, tapi insignifikan untuk di-notice. Untuk visual dan animasi, bagus. Bagus banget untuk visual di OP dan EDnya.
Audio dan Musik:
Suara Alya menjadi sorotan utama dalam aspek audio. Pengisi suaranya berhasil menangkap sifat tsundere Alya dengan baik, lewat bahasa Rusianya. Meski, yah, katanya pelafalannya Rusianya kurang bagus, kritik dari pemirsa Rusia. **Sekadar info, seiyuu Alya memang dari latar belakang pendidikan berkaitan budaya Rusia. Untuk seiyuu lain, sebagaimana seiyuu Jepun lain, sudah mantap.
Untuk musik latar, yah, cukup. Sudah ok untuk mendukung dan menghidupkan suasana dengan alur cerita yang santai, tapi tidak terlalu berkesan. Yang paling menarik dari aspek audio itu ED songnya. Karena ganti-ganti tiap episode, timbul rasa penasaran next ED kira-kira cover lagu apa. Semuanya dinyanyikan oleh seiyuu Alya. Beberapa judul telah di-cover, seperti Chiisana Koi no Uta dan Kawaiikute Gomen ne. Jadi, aspek audio juga bagus.
Penokohan/Pengkarakteran:
Alya, rambut putih; Yuki, di belakang Alya; Masha, pirang; Ayano, cewek rambut belah 3; Kuze, cowok di kanan belakang
Kita mulai dari Alya, yang jadi judul ini anime. Penokohannya adalah seorang tsundere klasik, tapi cara “tsun-tsun” atau malunya itu dia sembunyikan melalui bahasa asing, Rusia. Ini bisa menimbulkan dua persepsi, imut atau cringe, atau keduanya, ahahaha. Kuze, di sisi lain, dia seorang otaku, yah. Ia digambarkan sebagai otaku yang suka malas-malasan dan bermain game, padahal sebenarnya prodigy. Benar, penokohan klasik tokoh “si paling prodigy yang ‘pura-pura’ biasa aja.”. Lalu ada Yuki yang digambarkan sebagai brocon dan otaku akut. Ada Ayano, yang polos dan tipe “siap, tuan/nyonya” (dia maid). Terakhir, Masha, sangat onee-chan sekali.
Taniyama
Untuk perkembangan tiap karakternya, kebanyakan hanya berfokus pada Alya dan Kuze. Namun, di cerita nanti kan ada rival mereka yang namanya Taniyama, ini dapat pengembangan karakter yang relatif bagus dibandingkan tokoh sampingan lain.
Sisanya, kebanyakan karakter pendukung lain belum/kurang dikembangkan, kehadiran mereka cukup untuk menjaga alur cerita tetap hidup, meskipun peran mereka hanya sebagai pelengkap. Fokus tetap diberikan pada hubungan antara Alya dan Masachika. Ini pun membuat penonton terikat pada dinamika keduanya… yang, mungkin kadang terasa cringe atau geli, karena seperti mimpi basah betulan semenjak, ‘“itu tidak mungkin atau over-acting”, tapi ini cerita fiksi, jangan lupa. Untuk penokohan/pengkarakteran, ok.
Alur Cerita:
Premis ceritanya itu adalah Alya dan Kuze yang duduk bersebelahan, lalu dengan suatu kejadian si Alya tertarik dengan Kuze dan mulai menyembunyikan perasaan dia dalam bahasa Rusia. Di sini Alya gak nganggep suka Kuze. Si Kuze kadang ke-GR-an kalau Alya suka dia, tapi sepanjang cerita keduanya sama-sama tidak pekaan.
Jalan cerita dari premis tadi relatif berulang dan mudah ditebak. Ini nampaknya karena, cerita yang dibangun memang ditujukan untuk menyampaikan candaan atau trope yang sudah disiapkan. Misal, disiapkan latar cuaca hujan, lalu yang terjadi adalah? Bisa ditebak, fan-service. Kaos kaki Alya basah. Lalu dia menggoda Kuze, dengan campuran bahasa Rusia, untuk mengganti kaos kakinya. Selanjutnya, ya… relatif bisa nebak, la, ya.
Secara sederhana, kalau kalian memang mencari alur yang santai dan tidak banyak mikir, ini opsi bagus. Bonus beragam fan service. Tapi kalau kalian benar-benar militan soal alur, dimana harus sekaliber anime romance seperti Kaguya-sama, Fruits Basket, Koe no Karachi, maka ini tidak cocok untuk kalian. Secara ringkas, alurnya okok aja, tidak mengesankan, tapi belum bisa dibilang kelek juga.
PENUTUP
Kesimpulan:
Roshidere ni betulan salah satu adaptasi anime yang niat. Desain waifu-waifu yang mantap dihadirkan dengan grafis yang mantap juga. Animasi openingnya yang sangat dinamis dan mengalir. Meski endingnya relatif statis, tapi diganti dengan aspek audio dimana ending song-nya gonta-ganti.
Namun meski dengan segala usaha itu, secara aspek utama sebuah cerita, yakni penokohan dan alur, memang relatif standar atau biasa saja. Konsep/gimik bahasa Rusia ini memang menarik, tapi sepanjang eksekusinya malah cenderung jadi tipikal anime romcom biasa.